Thursday, 1 November 2018

Luka yang harus disembuhkan.



Seperti anak kecil yang jatuh dan terluka ketika mengendarai sepeda, begitu juga dengan kehidupan kita. 

Yang namanya hidup, pasti pernah jatuh dan merasa terluka.

Luka ini bisa didapat dari berbagai macam peristiwa. 

Luka ini juga bisa didapat dari seseorang. 

Bahkan, orang yang tidak mengenal kita sekalipun. 

Tapi menurutku, seringnya kita bergesekan dan merasa terluka malah dari orang-orang terdekat kita. 

Bisa jadi seorang teman, sahabat, saudara, bahkan orang tua.
.
.
.
.

Luka itu harus disembuhkan. 
Jangan sampai terlalu lama yang nantinya akan infeksi dan kemana-mana.

Jika merasa teluka, kita harus cepat-cepat menyadari bahwa gak ada pilihan lain selain 
  M E N G A M P U N I  

~~Sudah pasti rasanya sakit~~

Tapi itu yang harus dilewati. 
Sama halnya saat kita menetesi obat merah pada luka kita. Sakit memang tapi demi kesembuhan luka kita akan melakukannya.

Belum lagi hadirnya orang-orang sekitar yang memberi komentar
 “Berat kan?” “masih sakit kan?”  “Kamu emang bisa tes?” “ayo belajar mengampuni!” “jangan terlalu idealis!” “jangan maksain!” “gak harus secepat itu.” “itu hal sepele, mengampuni aja kok susah?” “dia itu orang terdekatmu, ayo belajar mengampuni!”


Mungkin banyak pertanyaan, pernyataan, juga saran yang akan hadir. Beberapa mendukung tapi tak sedikit malah membuat bingung. Kembali lagi, semua  diserahkan pada masing-masing kita.

Ku berfikir banyak dari kita yang dapat berhasil untuk  mengampuni. Walaupun masih dibubuhkan kata ” tapi “ setelahnya.

Mengampuni tapi tidak mau lagi menemui.
Mengampuni tapi tidak mau lagi duduk untuk berdiskusi.
Bahkan kita memilih untuk menjauh dan pergi.


Buatku ini tidak sepenuhnya salah.


Sebagai manusia kita butuh waktu. 
Proses. Ya. Semua proses.
Boleh saja kita sebentar pergi.
Di masa itu, ketika kita “pergi”  kita harus semakin menyadari bahwa suatu saat akan ada masa dimana kita harus kembali.
Berjuang untuk mengalahkan ego yang kita miliki.

Mengingat bahwa tidak ada pilihan lain selain mengampuni dan menerima kembali


Satu hal yang menjadi refleksi

Akan datang waktu dimana semesta mengijinkan kita bertemu lagi. Bertemu dengan orang yang saat itu  pernah membuat kita hancur hati. Akankah kita hanya mengingat kepahitan yang pernah terjadi? Atau kita bisa benar-benar mengampuni dan menerima kembali?




dalam keheningan malam ini 
ku meminta agar Dia memampukan 
pwt, 1.11.18
10.32 

Paskah ulang tahun covid19

Dia selalu memberikan kejutan disetiap waktu. Sungguh luar biasa. Hari ini dua puluh satu tahun yang lalu Tuhan ijinkan ku untuk boleh lah...